Selasa, 21 Juni 2011

Benang Sutra

Ngengat sutra atau sutera (Bombyx mori: "ulat murbei “) adalah ngengat yang memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai penghasil serat/benang sutra. Makanan ulat sutra hanyalah daun murbei(Morus alba). Ia berasal dari utara Tiongkok.

Sebagaimana umumnya larva/ulat, ulat sutra sangat rakus; makan sepanjang siang dan malam sehingga tumbuh dengan cepat. Apabila warna kepalanya sudah menjadi semakin gelap, ulat sutra akan segera berganti kulit/cangkang. Dalam hidupnya, ulat sutra mengalami empat kali ganti kulit, hingga berwarna kekuningan dan lebih ketat, yang menjadi tanda akan segera membungkus diri dengan kepompong.

Telur ngengat sutra membutuhkan waktu sekitar 10 hari untuk menetas. Ulatnya membentuk kepompong sutra mentah, yang setelah dipintal bisa menghasilkan benang sutra sepanjang 300 hingga 900 meter per kepompong. Seratnya berdiameter sekitar 10 mikrometer.

Menurut ceritera Di Tiongkok kuno, terdapat legenda bahwa sutra yang didapati dari ulat sutra dilihat oleh Ratu Xi Ling-Shi. Dan teknik pemeliharaan ulat sutra Tiongkok diajarkan oleh istri Huang Di, nenek moyang bangsa Tionghoa kepada rakyatnya. Dalam tulisan pada batok kura-kura dan tulang binatang terdapat pula aksara seperti sutra, kertau dan tenunan. Kumpulan sajak pertama dalam sejarah Tiongkok yang berjudul Shijing juga menyajikan sebuah syair yang melukiskan pengambilan daun kertau untuk pemeliharaan ulat sutra, berarti pada zaman dahulu, teknik penternakan ulat sutra telah dikuasai oleh rakyat Tiongkok.
Pada permulaan, orang Eropa tidak tahu dari mana asal usul sutra. Mereka semula mengira bahwa benang sutra diambil dari pohon dan dihaluskan melalui perendaman air. Setelah mengetahui bahwa benang sutra berasal dari ulat sutra peliaraan, maka mereka membulatkan hati untuk memahami teknik peteranakan ulat sutra.

Setelah Jenderal Zhang Qian pada masa Dinasti Han Barat (tahun 206-220 Sebelum Masehi) membuka jalur dari pedalaman Tiongkok ke bagian barat, produk tekstil Tiongkok pun mulai disalurkan ke Eropa melalui Jalan Sutra. Tenunan hasil ulat sutra itu kelihatannya halus, ringan dan berwarna mencolok, maka sangat laris dan dianggap sebagai barang berharga. Konon, Cesar Kekaisaran Roma tampak hadir di teater dengan memakai jubah sutra Tiongkok dan sempat menjadi sensasi di teater. Dalam perjalanan ekspedisinya, Kolumbus berjanji kepada anak buah kapal bahwa siapa yang pertama menemukan daratan, ia akan diberi pakaian sutra. Harga sutra pada waktu itu sangat mahal, bahkan Kekaisaran Roma mengalami defisit keuangan karena mengeluarkan terlalu banyak belanja untuk mengimpor sutra. Setelah itu, di Italia pernah diberlakukan larangan penjualan dan pemakaian pakaian sutra Tiongkok, tapi larangan itu ditentang keras oleh bangsawan yang sangat gemar akan sutra Tiongkok. Akhirnya, Kekaisaran Roma terpaksa mencabut larangan itu.


Artikel Tehnik.
Artikel Religi
Artikel Kesehatan
Artikel Budaya
Jalan Jalan dan lain lain