Rabu, 25 April 2012

Ikan laut yang berbentuk aneh

Frogfish psikedelik

Foto dari seaphotos.com ini menunjukkan wajah Histiophryne psychedelica, semacam frogfish psikedelik (Antennaridae). Ikan ini pertama digambarkan pada 2009, dari banyak foto-foto spesies ini di Ambon pada 2008. Pola-pola di wajah ikan ini untuk meniru penampilan koral, motifnya hanya sedikit berbeda dari satu ikan ke ikan lain, tapi tak berubah selama hidup mereka. (AP Photo/David Hall Seaphotos)

Frankenfish

Inilah bentuk 'kepala ular' yang sedang diburu itu. Ikan ini sering juga disebut 'Frankenfish' karena bentuknya yang menakutkan. Ikan ini bersifat predator dan beberapa spesies bisa menghirup udara saat ada di tanah untuk berpindah ke perairan lain. (Photo by the SDA via Getty Images)


Scorpion fish

Bisakah Anda melihat sebentuk ikan yang 'bersembunyi'? Foto 'scorpionfish' ini diambil di Bonaire, Kepulauan Karibia, 22 April 2011.

Coelacanth

Staf Departemen Perikanan di Museum Nasional Kenya menunjukkan foto 'coelacanth' pada 19 November 2001. Coelacanth ini ditangkap oleh seorang nelayan Kenya di kota pesisir Malindi. Spesies ikan laut dalam seperti ini diduga sudah punah bersama dinosaurus pada 65 juta tahun lalu. Spesies ini melahirkan bayi-bayi ikan, dan bukan menetaskan telur seperti ikan lainnya. (George Mulala / Reuters)

Ikan buntal

Ikan baru Salah satu spesies ikan baru yang ditemukan oleh ilmuwan Norwegian yang meneliti perairan dalam di Samudera Atlantik, 5 Agustus 2004. (AP Photo/Tracey Sutton/Mar-ECO Expedition)  Ikan buntal man gigitan nya lebih dari Piranha Salah satu jenis ikan buntal. (Michael Stubblefield/Thinkstock)

Hiu Frill

Foto dari Awashima Marine Park ini menunjukkan seekor hiu Frill sepanjang 1,6 meter berenang di kolam air setelah ditangkap di pelabuhan oleh seorang nelayan di Numazu, 21 Januari 2007 di Numazu, Jepang. Hiu Frill biasanya hidup di kedalaman air 600 meter, sehingga sangat jarang menemukan hiu ini hidup di permukaan laut. Bentuk badan dan jumlah insangnya mirip dengan fosil hiu yang hidup 350 juta tahun lalu. (Photo by Awashima Marine Park/Getty

Monk Fish

Nelayan dari Cornwall Chris Bean menunjukkan seekor 'monkfish' yang berhasil ia tangkap, kemudian ia jual kepada Paternoster Chop House di London. Ikan ini ditangkap dengan jaring, beberapa km lepas pantai di Helford, 25 Februari 2009 di Cornwall, Inggris. (Photo by Matt Cardy/Getty Images)

Angle Fish

Foto dari arthowardphotography.com ini menunjukkan seekor lobster mini di antara koral, sekitar kedalaman 300 meter di Samudera Atlantik, lepas pantai tenggara Amerika Serikat
Seorang pengunjung melihat spesimen anglerfish laut dalam Kroyer (Ceratias holboelli) pada pameran "The Deep" di Hong Kong Science Museum, 18 Juli 2008. REUTERS/Victor Fraile (CHINA)

Cumi makan Cumi

Foto milik peneliti Museum Ilmu Pengetahuan Jepang Tsunemi Kubodera ini menunjukkan cumi-cumi raksasa menyerang cumi-cumi yang jadi umpan, di Pulau Ogasawara, selatan Tokyo, 4 Desember 2006. Inilah pertama kalinya cumi-cumi raksasa (7 meter panjangnya) muncul ke permukaan air terekam dalam film. (AP Photo/Tsunemi Kubodera of the National Science Museum of Japan, HO)  jangan heran bukan jeruk aja makan jeruk itu mah fiktif tidak benaran kalau yang ini cumi makan cumi benaran lho swear.


Artikel Menarik
      Cara Menggambar Impeler dua sisi Suction

Kamis, 19 April 2012

Bonsai Cantik Jelita



Bonsai berikut bias dikatakan si cantik jelita. Tapi nama sebenarnya seperti berikut ini dan Postingan terdahulu. http://macammakati.blogspot.com/2012/04/bonsai-indah-menawan.html
Delima (Punica Granatum) dan Delima Batu (?)
Gulo Gumantung (?) untuk nama yang sesuai dengan jenis pohon aslinya.



Hokian Tea /Erethia (Carmona Mycrophilla) dan Hokian Tea /Sido Gurih (Carmona Relusa)
Ileng-ileng (?) dan Irengan (?)
Jeruk Kingkit (Triphasia Trifolia) dan Jambu Biji/Jambu Kerikil (Psidium Guajava)
Kawista Batu (Ferona Lucida), Kemuning (Murraya Paniculata), Kupa Landak (Sysigium Cauliflora), Kampis (Acasia sp), dan Krokot (?)
Landepan (Plectronia Horrida), Loa (Ficus Glomerata), Lantana Mirten (Malphigia Coccigera), Murbei (Morus Alba), Mustam (Dyospiros Montana), Penitian (Durante Repens), Pilang (Acacia Leucophloea).
Pinus (Pinus Mercusii), Pung (Acacia Varnensiana), Phusu (Celtis Chinensis), Podocarpus / Lohansung (Podocarpus).




Rukem (Flacourtia Indica)
Santigi (Phempis Acidula), Santigi Lanang (Lumnitzera Racemosa), Serut (Streblus Asper)
Seribu Bintang (Serisa Foetida), Sianci (Malphigia sp), Sisir (Cudrania Cochin Chinensis)
Streblus (Streblus / Taxotrophis taxoides), Siantho (Eugenia uniflora), Sancang Taxodium (Taxodium Distichum).
Ulmus Lokal (Ulmus Lancaefolia), Ulmus Luar (Ulmus Parfiflora).
Walikukun (Actinophora Fragrance), Wahong (Premna Mycrophylla), Wahong Laut (Premna Nauseose), Wareng (Gmellina Elliptica), Waru (Hibiscus Tiliaceus).
Sumber: http://www.bursabonsai.com
Bonsai bonsai diatas sangat menyenangkan hati untuk dilihat bagi penggemar Bonsai sepertinya melebihi memandang seorang gadis cantik. Bagi Orang Taiwan harga 5 jt rp sudah dianggap mahal. Bagi orang Indonesia Harga 170 jt ada yang beli. Orang Indonesia memang kaya. Tapi sebenarnya jauh lebih banyak yang tidak kaya.

Bonsai Indah Menawan


Di Indonesia sendiri ada begitu banyak jenis tanaman bonsai, beberapa jenis namanya bahkan tidak ada dalam bahasa Indonesia. Anda di Sumatera atau Papua tentu asing mendengar tanaman namanya Gulo Gemantung (Gula Menggantung), Rukem, Ileng-ileng, Irengan, atau Krokot.
Photo Bonsai Berikut ini yang dipamerkan ( Kontes ) Bonsai di Cikarang Bekasi.




Varian bonsai Indonesia memang sangat beragam, jauh lebih beragam dari kebanyakan bonsai-bonsai di negara lain. Bahkan tidak ada pula dalam bahasa latinnya. Padahal untuk mengatasi kesenjangan nama antar benua itu, dunia perbonsaian sepakat menggunakan bahasa latin.
Berikut nama-nama latin jenis tanaman bonsai:




Anting Putri (Wrightia religiosa), Asam Jawa (Tamarindus indica), Asam Londo (Pithecelobium dulce), Azalea (Rhododendron sp).
Beringin (Ficus Indica), Beringin Ampelas (Ficus Ampelas), Beringin Karet / Ipik (Ficus Retusa), Beringin Korea (Ficus Longisland), Beringin Taiwan / Kimeng (Ficus Microcarpa), Black Pine (Pinus Thunbergii), Bodi (Ficus religiosa), Bougenvile (Bougenvillea Spectabilis)
Buxus (Buxus Harlandii).
Cemara Buaya (Juniperus Horisontalis), Cemara Duri (Juniperus Rigida), Cemara PaPua (Cupressus Papuanus), Cemara Sinensis (Juniperus Chinensis), Cemara Udang (Casuarina Equisetifolia).
Delima (Punica Granatum) dan Delima Batu (?)
Gulo Gumantung (?)

 
Sumber: http://www.bursabonsai.com


Kamis, 12 April 2012

Gempa Aceh dan Belajar sejarah Gempa Bumi


Gempa berkekuatan 8,9 SR menggoyang Aceh dan Sumatera Utara, Rabu (11/4), pukul 15.38 WIB. Meski getarannya sangat kuat namun gempa di 2012 berbeda dengan yang terjadi 2004 silam. Kali ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami besar.

Lokasi gempa 8 tahun lalu itu berada di sepanjang zona subduksi pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia. Sedangkan kali ini berlokasi di lempeng Indo-Australia. Jarak kedua lempeng itu lebih dari 175 km.

Gempa kali ini bukan interplate seperti gempa Aceh yang menewaskan 230 ribu jiwa itu. Gempa intraplate tidak menyebabkan tsunami besar dan menyebabkan gerakan mendatar yang menghasilkan getaran dan riak gelombang di lautan. Kalaupun ada tsunami tingginya hanya 10-20 cm atau maksimal tak lebih dari satu meter.

"Hal ini karena mekanisme gempa bersumber dari sesar geser bukan sesar naik seperti yang terjadi pada tsunami 2004," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Rabu (11/4). "Gempa yang sekarang terjadi bukan berada di zona utama, di mana tsunami terbesar dimungkinkan terjadi. Hal ini berarti bahwa tsunami terjadi tapi lebih kecil."

Tercatat telah terjadi pasang surut di beberapa pantai. Pantai Lasewa, Nias Utara sepanjang satu meter, dan di pantai Meulaboh sepanjang 1,2 meter dari bibir pantai. Tsunami kecil juga terdeteksi di Sabang setinggi 0.06 meter dan Meulaboh setinggi 0,8 meter.

Gempa susulan sebanyak 17 kali sempat memperpanjang peringatan tsunami, namun sekarang BMKG telah mencabutnya. Pencabutan itu diambil tidak lama setelah Pusat Peringatan Tsunami Pasifik milik Amerika Serikat membatalkan peringatan serupa. Hingga Rabu malam tidak ada laporan mengenai korban jiwa maupun kerusakan fisik serius.

Getaran gempa ini terasa hingga India, Sri Lanka, Maladewa, Bangladesh, Kepulauan Andaman, Singapura, Thailand dan Australia. Tercatat ada 28 negara yang dihimbau untuk mewaspadai kemungkinan tsunami. Kini mereka juga telah mencabut peringatan tersebut.
Penyebab Gempa Bumi – Dalam catatan sejarah gempa bumi, pada abad ke 20 hingga abad ke 21 sekarang ini sering sekali terjadi gempa bumi yang berkekuatan besar dan tidak jarang juga yang menyebabkan tsunami. Seperti halnya yang baru-baru ini terjadi yaitu gempa bumi di jepang 11 maret 2011 berskala 9,0 skala richter yang sebelumnya direvisi dari 8,9 SR. Gempa bumi di jepang ini juga menimbulkan gelombang tsunami jepang 2011. Tanggal 26 Oktober 2010 gempa bumi di Mentawai berskala 7,2 SR juga menimbulkan Tsunami mentawai. Selain itu gempa bumi yang tidak kalah dahsyatnya juga terjadi di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004. Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera Hindia. Bencana alam ini telah merenggut lebih dari 220.000 jiwa (Daftar Gempa Bumi/Tsunami di Abad 20-21). Dari sekian banyak bencana gempa bumi yang terjadi di abad 20 – 21, pada kesempatan ini duniabaca.com akan sedikit membahas tentang pengertian gempa bumi, Tipe-tipe gempa bumi serta faktor penyebab terjadinya gempa bumi, seperti yang dilansir wikipedia.

Pengertian Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan

Tipe-Tipe Gempa Bumi
1. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api);
Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
Pesan Sponsor

2. Gempa bumi tektonik ;
Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.

Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa vulkanik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB.
1. Gempa bumi tumbukan ; Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi
2. Gempa bumi runtuhan ; Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
3. Gempa bumi buatan ; Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.

Penyebab Terjadinya Gempa bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi.

Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
Sejarah Gempa Bumi – Seperti yang kita ketahui, gempa bumi merupakan getaran atau guncangan di permukaan bumi, yang secara umum disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Abad 20 – 21 tercatat puluhan gempa bumi dahsyat dan bahkan menyebabkan tsunami yang mengakibatkan ratusan bahkan ribuan korban meninggal.
 sejarah gempa bumi besar pada abad ke 20 hingga abad 21.

• 11 Maret 2011, Gempa bumi di Jepang, 373 km dari kota Tokyo berskala 9,0 Skala Richter yang sebelumnya di revisi dari 8,8 Skala Richter, gempa ini juga menimbulkan gelombang tsunami di sepanjang pesisir timur Jepang
• 26 Oktober 2010, Gempa bumi di Mentawai berskala 7.2 Skala Richter, korban tewas ditemukan hingga 9 November ini mencapai 156 orang. Gempa ini kemudian juga menimbulkan tsunami.
• 16 Juni 2010, Gempa bumi 7,1 Skala Richter menggguncang Biak, Papua.
• 7 April 2010, Gempa bumi dengan kekuatan 7.2 Skala Richter di Sumatera bagian Utara lainnya berpusat 60km dari Sinabang, Aceh. Tidak menimbulkan tsunami, menimbulkan kerusakan fisik di beberapa daerah, belum ada informasi korban jiwa.
• 27 Februari 2010, Gempa bumi di Chili dengan 8.8 Skala Richter, 432 orang tewas (data 30 Maret 2010). Mengakibatkan tsunami menyeberangi Samudera Pasifik yang menjangkau hingga Selandia Baru, Australia, kepulauan Hawaii, negara-negara kepulauan di Pasifik dan Jepang dengan dampak ringan dan menengah.
• 12 Januari 2010, Gempa bumi Haiti dengan episenter dekat kota Léogâne 7,0 Skala Richter berdampak pada 3 juta penduduk, perkiraan korban meninggal 230.000 orang, luka-luka 300.000 orang dan 1.000.000 kehilangan tempat tinggal.
• 30 September 2009, Gempa bumi Sumatera Barat merupakan gempa tektonik yang berasal dari pergeseran patahan Semangko, gempa ini berkekuatan 7,6 Skala Richter (BMG Indonesia) atau 7,9 Skala Richter (BMG Amerika) mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan.
• 2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang Tasikmalaya, Indonesia. Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum diketahui jumlah pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga terhambat.
• 3 Januari 2009 – Gempa bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter di Papua.
• 12 Mei 2008 – Gempa bumi berkekuatan 7,8 Skala Richter di Provinsi Sichuan, China. Menyebabkan sedikitnya 80.000 orang tewas dan jutaan warga kehilangan tempat tinggal.
• 12 September 2007 – Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter
• 9 Agustus 2007 – Gempa bumi 7,5 Skala Richter
• 6 Maret 2007 – Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas [1].
• 27 Mei 2006 – Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.
• 8 Oktober 2005 – Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.
• 26 Desember 2004 – Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera Hindia. Bencana alam ini telah merenggut lebih dari 220.000 jiwa.
• 26 Januari 2004 – Gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang India dan merenggut lebih dari 3.420 jiwa.
• 26 Desember 2003 – Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.
• 21 Mei 2002 – Di utara Afganistan, berukuran 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.
• 26 Januari 2001 – India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.
• 21 September 1999 – Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter, menyebabkan 2.400 korban tewas.
• 17 Agustus 1999 – barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut 17.000 nyawa.
• 25 Januari 1999 – Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171 nyawa.
• 30 Mei 1998 – Di utara Afganistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada skala Richter menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.
• 17 Januari 1995 – Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000 nyawa.
• 30 September 1993 – Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan menewaskan 1.000 orang.
• 12 Desember 1992 – Di Flores, Indonesia berukuran 7,9 pada skala richter dan menewaskan 2.500 orang.
• 21 Juni 1990 – Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut 50.000 nyawa.
• 7 Desember 1988 – Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
• 19 September 1985 – Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter, meragut lebih dari 9.500 nyawa.
• 16 September 1978 – Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
• 4 Maret 1977 – Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan sekitar 1.570 korban jiwa, diantaranya seorang aktor Rumania Toma Caragiu, juga menghancurkan sebagian besar dari ibu kota Rumania, Bukares (Bucureşti).
• 28 Juli 1976 – Tangshan, Cina, berukuran 7,8 pada skala Richter dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh.
• 4 Februari 1976 – Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan 22.778 terbunuh.
• 29 Februari 1960 – Di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota Agadir.
• 26 Desember 1939 – Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan 33.000 orang tewas.
• 24 Januari 1939 – Di Chillan, Chili dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000 kematian.
• 31 Mei 1935 – Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan 50.000 orang.
• 1 September 1923 – Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut sedikitnya 140.000 nyawa.

Terkait