Kamis, 22 Maret 2012

Pohon Kertau Daun nya Bermanfaat sebagai Obat



Nama Ilmiah   Morus macroura Miq.
Nama Daerah : Batak: Hole tanduk,  Minangkabau: Andateh,   Jawa: Kertau
Pohon Kertau  atau Andateh  masih berkerabat dekat dengan pohon Murbei (Morus alba) yang biasa digunakan sebagai pakan ulat sutra (Bombyx mori). Tanaman yang disebut sebagai Himalayan Mulberry atau Sumatra Mulberry ini dalam bahasa daerah sering dinamai juga sebagai Kertau, Hole Tanduk, dan Andateh. Sedangkan dalam bahasa ilmiah pohon yang menjadi maskot (flora identitas) Sumatera Barat ini dinamakan Morus macroura yang bersinonim dengan Morus laevigata.


Klasifikasi
·        Divisi              : Spermatophyta
·        Sub divisi        : Angiospermae
·        Kelas              : Dicotyledoneae
·        Bangsa            : Urticales
·        Suku               : Moraceae
·        Marga             : Morus
·        Jenis                : Morus macroura Miq.

Ciri-ciri
Habitus : Pohon, tinggi ± 25 m.
Batang : Tegak, berkayu, bulat, permukaan berbintik-bintik, percabangan simpodial, hijau keputih-putihan.
Daun : Tunggal, berseling, lonjong, panjang 8-12 cm, lebar 4-10 cm, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, pertulangan menyirip, tipis, kasar, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk malai, berkelamin dua, di ketiak daun, kelopak bunga halus, bercangap,hijau kekuningan, mahkota berbulu, putih kekuningan, benang sari empat, kepala sari dan putik satu, putih kekuningan.
Buah : Buni, bulat, hijau kekuningan.
Biji  : Kecil, hitam.
Akar : Tunggang, kuning kecoklatan.

Kandungan Kimia
Daun dan buah kertau mengandung alkaloida, saponin dan polifenol.
Khasiat
Daun kertau berkhasiat sebagai obat kudis.
Untuk obat kudis dipakai + 50 gram daun segar kertau, dicuci kemudian direbus dengan 3 gelas air sampai airnya tinggal setengah, dinginkan lalu disaring. Hasil saringan diminum tiga kali sehari pagi, siang dan sore sama banyak.

Ditetapkannya pohon Andalas sebagai flora identitas Sumatera Barat mungkin tidak terlepas dari pemanfaatan kayu Andalas sebagai bahan pembangunan rumah adat di daerah Minangkabau. Sayangnya pohon ini mulai langka dan sulit ditemukan. Bahkan untuk memperoleh kayunya seringkali memerlukan perjalanan berhari-hari menuju lokasinya di hutan.
Buah dan daun pohon Andalas yang menyerupai Murbei
Diskripsi Pohon Andalas. Pohon Andalas dapat mencapai tinggi sekitar 40 meter dengan diameter batang mencapai 1 meter. Bentuk daun mirip daun murbai (Morus alba), seperti jantung namun permukaan daunnya sedikit kasar karena berbulu. Bagian tepi daunnya bergerigi. Tangkai daun maupun cabang Andalas juga berbulu, bulu-bulu tersebut bisa menyebabkan gatal-gatal pada kulit yang peka.

Buah Andalas pun mirip dengan buah murbai. Buahnya berbentuk majemuk, menggerombol berwarna hijau jika masih muda dan menjadi ungu kemerahan bila telah masak. Buahnya berair dan dapat dimakan dengan rasa asam-asam manis. Perbanyakan pohon ini bisa dengan cara stek.


Pohon Andalas (Morus macroura) tumbuh tersebar mulai dari India, China bagian selatan, Kamboja, Thailand, dan Indonesia. Di Indonesia tanaman ini hanya bisa ditemukan di Sumatera dan Jawa bagian barat.Habitat pohon Andalas terdapat di hutan-hutan dataran tinggi dengan curah hujan yang cukup banyak pada ketinggian antara 900-2.500 meter dpl.

Pohon yang ditetapkan sebagai tanaman khas (flora identitas) provinsi Sumatera barat ini terkenal sebagai kyu yang kuat, tahan serangga dan tidak mudah lekang oleh panas maupun lapuk oleh hujan. Oleh karenanya kayu Andalas sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan untuk rumah baik sebagai tiang, balok landasan rumah, papan dinding, maupun lantai. Selain itu kayunya juga kerap kali dipergunakan untuk pembuatan perabot rumah tangga.

Meskipun tidak termasuk dalam ‘daftar merah’ (red list) IUCN, tetapi di Indonesia (baik di Jawa maupun di Sumatera), tanaman ini mulai langka dan sulit ditemukan. Tentunya kita tidak menginginkan sebuah maskot provinsi akan menjadi punah.

Sumber:  tanamanobat.org   & alamendah.wordpress


Tidak ada komentar:

Posting Komentar