Meski banyak mengandung lemak, alpukat justru menurunkan kadar
kolesterol, serta mencegah kanker, penyakit jantung, dan gangguan hati.
Buah ini juga mambuat kulit dan rambut lebih indah, serta meningkatkan
libido.
Alpukat (Persea Americana Mill) termasuk ke dalam famili tumbuhan
lauraceae. Tanaman ini dikenal dengan nama asing advocaat atau avocado
pear. Tanaman alpukat berasal dari Amerika Tengah (Meksiko, Peru,
Venezuela) dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18.
Tanaman ini berupa pohon yang tingginya dapat mencapai lebih dari 20
meter. Pohon alpukat sangat cocok tumbuh pada ketinggian antara
200-1.000 m di atas permukaan laut. Curah hujan yang diperlukan tumbuhan
ini antara 1.500-3.000 mm per tahun.
Negara-negara penghasil alpukat dalam skala besar adalah Amerika
(Florida, California, Hawaii), Meksiko, Brasil, Peru, Australia, kuba,
Argentina, dan Afrika Selatan.
Di Indonesia, tanaman alpukat masih merupakan tanaman pekarangan, belum
dibudidayakan dalam skala usaha tani. Walaupun bisa ditanam di seluruh
wilayah Indonesia, daerah sentral produksi alpukat masih terbatas di
Pulau Jawa, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bali, Sulawesi
Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Tinggi Lemak
Alpukat dikenal sebagai sumber lemak yang sangat tinggi, yaitu 14,66g
per 100g. Kandungan lemak alpukat melebihi durian, yaitu mencapai dua
kali lipatnya. Hal itu yang menyebabkan sebagian masyarakat menjadi
khawatir untuk mengonsumsinya, terutama kaum wanita, karena alasan takut
menjadi gemuk.
Benarkah? Konsumsi alpukat 200 gram per hari terbukti tidak meningkatkan
berat badan.
Pendapat bahwa alpukat adalah buah yang banyak mengandung lemak dan
karena itu tidak sehat, memang sudah lama sekali beredar di masyarakat.
Faktanya, alpukat memang mengandung lemak yang tinggi, tetapi umumnya
terdapat dalam bentuk lemak tidak jenuh tunggal (monounsaturated fatty
acids = MUFA).
Kandungan asam lemak jenuh pada alpukat adalah 2,13g/100g, sedangkan
lemak tidak jenuh tunggalnya (MUFA) mencapai 9,8g/100g. Konsumsi asam
lemak dalam bentuk MUFA, seperti yang ada dalam alpukat, justru dapat
memperbaild kadar kolesterol dan memproteksi kenisakan arteri (pembuluh
darah).
Lemak alpukat juga mengandung asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA) dengan
kadar 1,82g/100g daging buah. Manfaat PUFA pada alpukat sama dengan yang
ada pada ikan laut. Konsumsi MUFA dan PUFA dalam jumlah yang cukup akan
memberikan manfaat kesehatan yang optimal bagi tubuh.
Asam lemak MUFA yang banyak terkandung dalam alpukat adalah asam oleat
(seperti asam lemak yang terdapat dalam almond dan minyak zaitun). Asam
oleat merupakan asam lemak omega-9 yang dapat menurunkan kadar
kolesterol total dan LDL (kolesterol jahat), tetapi sebaliknya
meningkatkan HDL (kolesterol baik).
Hasil sebuah penelitian, pria yang mengonsumsi alpukat selama tiga bulan
berturut-turut akan mengalami penurunan kadar kolesterol LDL sebesar 12
persen. Hal tersebut dapat melindungi pembuluh darah dari kerusakan
akibat aterosklerosis.
Penelitian yang dilakukan para kardiolog di Queensland, Australia,
menemukan bahwa konsumsi alpukat (1 buah per hari) dapat menggantikan
diet rendah lemak untuk menurunkan kolesterol. Penelitian tersebut
dilakukan dengan membandingkan wanita yang diberi diet tinggi
karbohidrat tetapi rendah lemak dengan wanita lain yang diberi diet
tinggi alpukat selama 3 minggu. Alpukat dimakan atau dioleskan pada roti
atau biskuit.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan kolesterol turun rata-rata sebesar
4,9 persen pada kelompok pertama dan 8,2 persen pada kelompok kedua.
Diet rendah lemak ternyata tidak menurunkan kadar kolesterol LDL dan
malah menurunkan kadar kolesterol HDL sampai 14 persen. Hal ini terutama
terjadi pada diet sangat rendah lemak. Sebaliknya, makan alpukat dapat
menurunkan kolesterol LDL.
Perindah Kulit
Alpukat juga dapat meningkatkan penyerapan senyawa-senyawa karotenoid di usus,
seperti betakaroten dan alfakaroten, yang merupakan antioksidan.
Jadi, anggapan bahwa alpukat itu harus dihindari bagi orang yang
kolesterolnya tinggi atau gemuk tidaklah benar.
Alpukat itu sendiri ternyata sangat bermanfaat bagi tubuh. Jadi, yang
harus diperhatikan adalah cara penyajiannya, misalnya hindari penambahan
susu kental manis,
gula atau sirop, jika Anda mengonsumsi alpukat.
Alpukat justru sangat bermanfaat bagi kesehatan kulit. Alpukat
mengandung vitamin A, C, dan E, niasin, asam pantotenat, zat besi,
kalium, serta protein yang tidak biasanya terdapat dalam buah.
Semua zat gizi tersebut berguna bagi keindahan dan kesehatan kulit.
Berbeda dari buah-buahan lain, alpukat hampir tidak mengandung pati,
sedikit mengandung gula buah, tetapi berlimpah serat selulosa. Faktor
ini menjadikan alpukat dianjurkan sebagai bagian dari menu untuk
mengendalikan diabetes.
Zat besi dan zat tembaga yang berlimpah membuat alpukat penting dalam
pembentukan sel darah merah dan pencegahan anemia gizi. Paduan antara
vitamin C, vitamin E, zat besi, dan mangan menjadikan alpukat baik untuk
menjaga kesehatan kulit dan rambut.
Dengan adanya asam folat dan vitamin B, serta vitamin-vitamin lainnya,
alpukat ideal untuk merangsang pembentukan jaringan kolagen.
Tingkatkan Libido
Alpukat kaya akan mineral kalium (485 mg/ 100g buah), tetapi rendah
kandungan natrium (7 mg/ 100g buah). Perbandingan tersebut mendorong
suasana basa di dalam tubuh kita.
Meningkatnya kebasaan tubuh akan menekan munculnya penyakit akibat
kondisi tubuh yang terlalu asam seperti alergi, pusing, panik, serta
gangguan pernapasan serta pencernaan. Kandungan kalium yang tinggi
dapat membantu mengatur regulasi tekanan darah, sehingga membantu pencegahan
penyakit darah tinggi, jantung, maupun stroke.
Selain itu, alpukat juga kaya akan asam folat (81 mkg/ 100 g buah).
Konsumsi satu cangkir alpukat cukup untuk memenuhi 23 persen kebutuhan
tubuh akan asam folat.
Sebuah penelitian yang melibatkan 80.000 wanita selama 14 tahun
menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi asam folat secara teratur
mempunyai risiko 55 persen lebih rendah untuk terkena serangan jantung.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa konsumsi asam folat dapat
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Kandungan vitamin K pada alpukat juga cukup baik (81 mcg/ 100g buah).
Menurut The George Mateljan Foundation, konsumsi satu cangkir alpukat
dapat memenuhi 36,5 persen kebutuhan tubuh akan vitamin K.
Vitamin K sangat penting bagi pembentukan protrombin. Kadar protrombin
yang tinggi di dalam darah merupakan indikasi baiknya daya penggumpalan
darah. Karena itu, vitamin K juga dikenal sebagai vitamin koagulasi
(penggumpal darah untuk penyembuhan luka).
Alpukat juga dapat meningkatkan gairah seksual. Kandungan vitamin B6
(0,26 mg/ 100g buah) pada alpukat dapat meningkatkan produksi hormon
pria, sedangkan kaliumnya dapat membantu mengatur kerja kelenjar tiroid
pada wanita. Kedua hal tersebut akan berkontribusi positif terhadap
peningkatan libido seseorang.
Alpukat juga sangat baik untuk menjaga kesehatan hati. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Hirokazu Kawagishi dan Kimio Sugiyama
dari Shizouka University, alpukat sangat bermanfaat bagi kesehatan hati.
Dalam penelitian tersebut, ditemukan lima senyawa aktif yang efektif
untuk mengurangi kerusakan hati. Eksperimen dengan tikus percobaan
menunjukkan bahwa sari alpukat sangat efektif untuk mengobati virus
hepatitis yang menyerang hati.
Buah ini efektif pula untuk melawan sel kanker. Menurut publikasi
Journal of Nutritional Biochemistry, ekstrak alpukat mengandung
karotenoid dan tokoferol yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker
prostat.
Alpukat juga mengandung glutation yang sangat berguna untuk menjaga
pertumbuhan dan kesehatan sel. Glutation juga dapat membersihkan radikal
bebas berbahaya pada makanan berlemak, sehingga dapat mencegah penyakit
kanker lebih dini.
Artikel Menarik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar